DEBU mengepul di langit terbuka kinabalu dan duka rakyat sama mengalir bersama kemalaratan dan tiba-tiba wajah-wajah anak bangsaku itu memburuku segera bersandingan menyirap darah amarah kesan masa-masa yang penuh putus asa.
aku usaha membaca menelaah masuk ke dalam sukma anak bangsaku dan kulihat masa depan mereka yang sukar diterka kala di kiri kanan depan belakang penuh ranjau api meliar lingkar menjalar menjadi setan bermaharaja.
lima tahun mereka datang sekali dari kota dijanjinya istana indah kala sama makan duduk bersila demi kemenangan parti keramat katanya sejak berabad dan sesudah janji diikat pilihan usai, merekapun hilang jalan menuju kota.
seorang nenek tua masih yakin percaya akan janji terus menunggu di pintu rumah tua hampir menyembah bumi dan kala cucunya pulang ia katakan waktunya belum sampai, kepada cucunya ia pesan seoraang YB akan datang juga akhirnya/serentak itu cucunya diam dalam hati ia cukup ngerti janji seorang YB dan di belakang seorang cucu diam melihat lelangit tanpa harapan punah masa depannya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan